Milad Pramuka ke-12 SMAIT Abu Bakar Yogyakarta; Menjadi Pramuka yang Takwa, Tangguh, Tangkas, dan Terampil
Rabu, 31 Januari 2024 SMAIT Abu Bakar Yogyakarta memperingati milad Pramuka ke-12. Acara milad dilaksanakan dengan sangat sederhana, yaitu dengan menyelenggarakan upacara di lapangan sekolah. Seluruh siswa berbaris rapi dengan seragam Pramuka. Bendera dikibarkan petugas dengan tiang yang disusun unik dari tongkat Pramuka.
Selaku pembina upacara dalam peringatan milad Pramuka adalah Ustadzah Elyarahadhane, S.Si, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan. Dalam amanatnya, beliau menceritakan sejarah singkat Pramuka SMAIT Abu Bakar Yogyakarta. Beliau menyampaikan bahwa tanggal 31 Januari adalah momen kita (SMAIT AbuBakar Yogyakarta) bangkit. Pada saat itu, 31 Januari duabelas tahun yang lalu, pengukuhan calon tegak (PCT) pertama kali dilaksanakan oleh SMAIT Abu Bakar Yogyakarta.
Pada kesempatan tersebut, beliau juga mengingatkan kembali tentang perjalanan seorang Pramuka. Golongan Pramuka ada empat; siaga, penggalang, penegak, dan pandega (SGTD). Siswa SMA rata-rata berada di jenjang penegak. Penegak memiliki rentang usia 16-20 tahun. Ada beberapa hal yg harus dilewati untuk sampai pada jenjang tersebut. Saat siswa baru datang, sekolah yang diwakili oleh Dewan Ambalan menyelenggarakan PTA (penerimaan tamu Ambalan). Tiga bulan kemudian baru diadakan pengukuhan calon tegak. Setelah itu penegak akan menempuh ujian SKU (Syarat Kecakapan Umum). Setelah lulus, siswa akan dilantik sbagai Penegak Bantara. Lolos sebagai penegak Bantara, siswa akan diuji lagi. Siswa yang berhasil lolos menjadi penegak laksana (setelah lulus SKU dan SKA). Selanjutnya, siswa akan menjadi Pramuka Garuda setelah memenuhi syarat- syarat tertentu.
Ustadzah Elya juga menekankan bahwa menjadi seorang Pramuka bukan hal biasa. Menjadi Pramuka adalah hal yang Istimewa. Menjadi Pramuka tidak sendiri. Seorang Pramuka bersatu dalam sanggha (regu/kelompok), membentuk Ambalan. Seperti halnya SMAIT Abu Bakar Yogyakarta, memiliki Dewan Ambalan Khalid Bin Walid (putra) dan Mariyah Al Qibtiyah (putri).
SMAIT Abu Bakar Yogyakarta berdiri sejak 2003. Hal ini bukan berarti tidak ada aktivitas kepramukaan dalam rentang waktu delapan tahun. Pramuka sudah ada saat itu. Kegiatan Pramuka berjalan seperti biasa, hingga pada tahun 2012 kontingen Pramuka SMAIT Abu Bakar Yogyakarta mengikuti kemah nasional kedua di Cibubur. Saat itu SMAIT Abu Bakar Yogyakarta mengirimkan dua sanggha, satu sanggha Putra: Hasan Al-Banna dan satu sanggha putri: Asma Binti Abu Bakar . Kedua nama sanggha tersebut diambil dari nama tokoh Islam yang luar biasa. Hasan Al Banna sebagai tokoh muslim dengan fikrah Islam modern yang mendunia. Asma Binti Abu Bakar adalah putri yang sholihah dan pemberani, membantu perjuangan Rasulullah SAW.
Dalam kemah nasional tersebut, kontingen SMAIT Abu Bakar Yogyakarta berhasil meraih juara umum Se-Indonesia. Mereka, para siswa yang mewakili SMAIT kemudian berjanji hendak memajukan Pramuka Abu Bakar Yogyakarta. Dari sinilah sejarah baru pramuka SMAIT Abu Bakar Yogyakarta dimulai.
Di akhir amanatnya, Ustadzah Elya berharap semoga seluruh hadirin dapat berpegang teguh pada trisatya dan dasa dharma pramuka. Beliau juga mengajak untuk terus Optimis bisa memajukan Pramuka ABY sehingga terus maju dan berprestasi. Menjadi seorang Pramuka yang terampil dan berakhlak mulia, sebagaimana jargon Pramuka Sekolah Islam Terpadu; takwa, tangguh, tangkas, dan terampil.
Semoga Pramuka SMAIT Abu Bakar Yogyakarta terus maju dan berjaya. Salam Pramuka!!!
https://smaitabubakar.sch.id/milad-pramuka-ke-12-smait-abu-bakar-yogyakarta-menjadi-pramuka-yang-takwa-tangguh-tangkas-dan-terampil/